Rabu, 14 November 2012

INDUSTRI PERIKLANAN DI ERA DIGITAL


Dunia perekonomian dan sosial selalu membutuhkan sarana untuk menyalurkan kepentingannya agar diketahui oleh sejumlah besar orang. Untuk dunia perekonomian, sarana yang dibutuhkan adalah sarana yang dapat memasarkan produk barang atau jasa yang dihasilkan dan disediakan oleh suatu perusahaan. Sedangkan untuk bidang sosial, umumnya membutuhkan sarana yang mengkaji layanan sosial masyarakat.
Iklan adalah faktor kunci dalam pemasaran sekaligus sebuah sarana efektif yang dapat memenuhi kebutuhan layanan sosial dan kegiatan perekonomian. Dengan hanya menempatkan produk di pasar tidak menjamin pelanggan membelinya. Produsen atau perusahaan tentu harus membuat iklan agar produk dikenali dan akrab bagi pembeli dan agar produk mendapatkan kepercayaan dari masyarakat1.
Di era digital seperti sekarang, perkembangan iklan turut mengikuti perkembangan zaman. Apabila sekarang sedang marak menggunakan perangkat digital, iklan tidak mau ketinggalan untuk menggunakan layanan digital. Industri periklanan pun mengembangkan teknologi untuk mendukung layanan digital yang digunakan industri periklanan tersebut.
Dahulu, orang menggunakan jasa iklan baris dalam surat kabar untuk biaya iklan yang terjangkau. Sedangkan untuk biaya iklan yang tarifnya relatif mahal biasanya dapat memuat iklan di surat kabar dengan tambahan berupa gambar sebagai penjelas iklan tulisan. Selain melalui surat kabar, iklan pada era sebelum era digital umumnya memanfaatkan spanduk, brosur, pamflet atau reklame yang tersedia dan terpajang di tempat umum agar dapat dilihat oleh banyak orang. Namun, kini iklan interaktif lebih banyak dimanfaatkan dalam industri periklanan. Di era digital iklan interaktif berwujud televisi dan internet.
Televisi dapat dimanfaatkan untuk memuat iklan. Iklan televisi memiliki kelebihan yang dimunculkan melalui efek audio visualnya. Hal ini berdampak pada proses penangkapan pesan dan pengambilan keputusan konsumen yang menonton televisi2. Audio visual yang terdapat dalam iklan televisi menjadi kelebihan utama dibandingkan iklan dalam surat kabar sehingga iklan televisi lebih efektif dalam memfasilitasi layanan iklan.
Namun, kode etik periklanan perlu diperhatikan. Iklan harus bersifat mendidik dan memberikan penawaran yang baik terhadap masyarakat3. Penayangan iklan harus tepat sasaran. Di siang hari, segala iklan yang dapat dikonsumsi untuk semua umur dapat ditayangkan. Sedangkan iklan dewasa, baiknya ditayangkan pada malam hari ketika anak di bawah umur sudah tidur.
Tidak hanya televisi, internet juga marak dimanfaatkan oleh masyarakat untuk memasarkan produknya. Kelebihan pemasangan iklan dalam internet terlihat pada keterangan harga, keragaman jenis barang, contact person untuk pemesanan barang, dan tarif pemasangan iklan yang tidak semahal pemasangan iklan dalam televisi. Sebagai contoh, seorang pengusaha butik ternama “Friday to Sunday” membuat iklan dalam internet untuk menjual produknya. Dalam internet, tersedia link yang menghubungkan dengan website butik Friday to Sunday. Kemudian setelah terhubung dengan website butik tersebut, segala produk butik, jenis produk butik, keterangan seperti ukuran, warna, dan harga masing-masing produk akan tampak dalam website butik tersebut. Hal ini membuat para konsumen lebih tertarik dan dapat menemukan barang-barang yang ingin dibelinya dengan keterangan dan harga yang jelas. Selain itu, barang-barang yang diinginkan tidak perlu dilihat dengan mengunjungi bituk, cukup dengan menjelajah website butiknya saja. Kemudahan ini sangat membantu produsen dan konsumen dalam proses kegiatan perekonomian walaupun dengan contoh yang sederhana.
Dalam internet, pemasaran dan periklanan dapat pula dilakukan melalui akun Facebook. Facebook menyediakan fasilitas untuk menampung ribuan foto sehingga fasilitas ini dapat dimanfaatkan untuk menampilkan foto produk yang dijual beserta keterangan produk tersebut. Bisnis secara online seperti ini dilakukan oleh banyak kaum remaja maupun orang dewasa untuk memasarkan produknya. Semakin menarik gambar yang ditampilkan, konsumen juga akan semakin banyak berkunjung ke akun Facebook yang berdagang secara online tersebut dan produk yang terjual akan semakin banyak.
Perkembangan periklanan digital ini rupanya membawa dampak buruk pada periklanan media cetak. Untuk wilayah Yogyakarta, Persatuan Perusahaan Periklanan Indonesia Pusat (PPPI) memperkirakan belanja iklan di media cetak di tahun 2011 bakal suram. Perlahan pengiklan akan beralih ke dunia online untuk memasarkan produk mereka4. Penyebab suramnya iklan media cetak, menurut Iwan Kurniawan selaku Ketua Bidang Pengembangan Sumber Daya Manusia PPPI, adalah budaya baca pada masyarakat Indonesia tergolong rendah. Masyarakat Indonesia, lebih cederung memiliki budaya menonton dan bertutur. Ketika budaya membaca belum sempat mengakar, sudah tergerus oleh media online yang berkembang begitu cepat5 sehingga media cetak kurang diminati lagi dan kaum muda di Yogyakarta pun lebih memilih berbelanja online.
Walaupun industri periklanan berkembang di era digital, iklan yang dibutuhkan tetaplah iklan yang tidak hanya menjual, tetapi juga menghibur6 khususnya iklan dalam televisi. #bridgingcourse 12
END NOTE
1.      Fauziah Mayasari. 2011. Kondisi dan Perkembangan Iklan di Indonesia. Diposkan pada tanggal 18 April 2011 pukul 23.20 WIB di http://blog.ub.ac.id/fauziahmayasari/2011/04/18/kondisi-dan-perkembangan-periklanan-di-indonesia/.
2.      Nani. 2008. Iklan Televisi. Diposkan pada tanggal 10 Maret 2008 pukul 17.24 WIB di http://pengantarperiklanan.blogspot.com/.
3.      Fauziah Mayasari. 2011. Kondisi dan Perkembangan Iklan di Indonesia. Diposkan pada tanggal 18 April 2011 pukul 23.20 WIB di http://blog.ub.ac.id/fauziahmayasari/2011/04/18/kondisi-dan-perkembangan-periklanan-di-indonesia/.
4.      Bernada Rurit. 2011. Iklan Media Cetak Diperkirakan Suram. Diposkan pada tanggal 27 Februari 2011 pukul 19.51 WIB di http://www.tempo.co/read/news/2011/02/27/090316366/Iklan-Media-Cetak-Diperkirakan-Suram.
5.      Bernada Rurit. 2011. Iklan Media Cetak Diperkirakan Suram. Diposkan pada tanggal 27 Februari 2011 pukul 19.51 WIB di http://www.tempo.co/read/news/2011/02/27/090316366/Iklan-Media-Cetak-Diperkirakan-Suram.
6.      Nani. 2008. Menyusun Strategi Pemasangan Iklan. Diposkan pada tanggal 10 Maret 2008 pukul 18.36 WIB di http://pengantarperiklanan.blogspot.com/.

DAFTAR PUSTAKA

Bernada Rurit. 2011. Iklan Media Cetak Diperkirakan Suram. Diposkan pada tanggal 27 Februari 2011 pukul 19.51 WIB di http://www.tempo.co/read/news/2011/02/27/090316366/Iklan-Media-Cetak-Diperkirakan-Suram.
Fauziah Mayasari. 2011. Kondisi dan Perkembangan Iklan di Indonesia. Diposkan pada tanggal 18 April 2011 pukul 23.20 WIB di http://blog.ub.ac.id/fauziahmayasari/2011/04/18/kondisi-dan-perkembangan-periklanan-di-indonesia/.
Nani. 2008. Menyusun Strategi Pemasangan Iklan. Diposkan pada tanggal 10 Maret 2008 di http://pengantarperiklanan.blogspot.com/.